Tampilkan Ikhtisar Data 2024 Lebih Visual, Pusdatin Gelar Kegiatan Pendayagunaan Budaya Bahasa

Denis | 2024-05-20 22:02:42.014825-07

Jakarta, 21 Mei 2024 --- Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar kegiatan pendayagunaan kebudayaan dan kebahasaan terkait Buku Ikhtisar Data 2024. Kegiatan ini digelar, agar buku ikhtisar data budaya bahasa 2024 bisa menjadi referensi bagi Kemendikbudristek serta tampilan dan isinya lebih visual sehingga menarik untuk dibaca.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pudatin, Wibowo Mukti saat membuka acara mengatakan publikasi data kebudayaan dan kebahasaan melalui buku ikhtisar 2024 ini penting dilakukan, berhubung cut off datanya per 31 Desember 2023. Menurutnya, publikasi melalui buku ikhtisar ini harus mencapai target yang ditentukan.

Pertama, buku ihtisar ini dapat dijadikan referensi bagi Kemendikbudristek dalam mengambil kebijakan. “Paling tidak, tingkat keterbacaannya memicu para pemangku untuk melaksanakan Program Pelestarian Kebudayaan yang dilakukan oleh budayawan atau sastarawan, sehingga buku ikhitsar ini bisa menjadi referensi terkati data budaya dan bahasa yang ada di Indonesia,” ungkap Wibowo Mukti, di Jakarta, (20/5).

Kedua, lanjut Wibowo, buku ini bisa menceritakan kondisi budaya dan bahasa kepada generasi selanjutnya. “Tidak kalah penting, tampilan, visual dan packagingnya lebih menarik agar bisa dibaca oleh generasi Z,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Data Statistik Kebudayaan dan Kebahasaan Pusdatin Kemendikbudristek, Widhi Permanawiyat, melaporkan, setiap tahunnya, Tim Kerja Data Statistik Kebudayaan dan Kebahasaan membuat Buku Ikhtisar yang merupakan rangkuman dari buku statistik kebudayaan dan kebahasaan.

Data yang disajikan dalam buku ini meliputi data cagar budaya, museum, warisan budaya takbenda, data bahasa daerah, sastra, buku, dan lain-lain. Sementara itu, sumber datanya berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek.

Hadir pada kegiatan ini, narasumber yang merupakan penulis dan juga Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya, Jojo Raharjo.

Sebagai acuan, dalam kesempatan ini, narasumber menampilan ikhtisar laporan tiga tahun, empat tahun, dan lima tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurutnya, pada ikhtisar laporan kinerja pemerintah lebih visual dengan adanya tampilan foto yang humanis, disertai dengan grafis dan narasi. “Fokus pada satu key visual yang memberi ‘shocking points’ dengan tema dan judul buku yang catchy, tidak terlalu formal,” tutur Jojo Raharjo.

“Perbanyak visual, jangan menampilkan gambar tanpa makna, etalase foto yang high class, wajah-wajah humanis yang menunjukkan Indonesia, grafis/ilustrasi kartun boleh tapi visual asli akan juah lebih menghidupkan dan beri highlight pada quaote,” lanjutnya.

Tidak kalah penting, kata Jojo, yang harus disepakati bersama dalam membuat buku ikhtisar ini adalah menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan. “Sajikan data dengan sederhana, beri konteks, mudah dimengerti, font bersahabat, dan terkesan luxury,” ucapnya.

Hadir sebagai peserta pada kegiatan ini, selain pegawai Pusdatin pada Tim Kerja Data Kebudayaan dan Kebahasaan, juga pegawai dari Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Perlindungan Bahasa.